Kepada Sang Jupiter
sang jupiter yang kau pilih sebagai akhir dari kisah kita, sebuah mega planet yang menggambarkan dirimu menjadi sebuah tempat terakhir yang bagiku hanya terisi oleh siksaan sanubari. bagaimana bisa tempat terakhir hanya berisi tentangmu, tentang penyesalanku, dan tentang keegoisanmu. segalanya menyatu, seakan memperkokoh planet ini, seakan membantuku menyesakkan hati hingga tidak terasa akhir hari terus berganti. waktu tak lagi berarti di planet ini, karena semua seakan berhenti.
jupiter, bisakah kau lebih ramah dan tamah pada sisa harapan yang kutinggal disini. atau mungkin lebih baik, jadilah kejam lebih kejam dari dunia yang nyatanya sudah kejam bagiku, agar harapan ini binasa tanpa sisa hilang begitu saja. setidaknya di mega planet ini tidak akan ada serpihan kesedihan yang menodai.
seperti oksigen yang menipis, kini rasanya hampa dan menyesakkan. dunia masih menjadi tempat baginya, namun bagiku kembali pada bayangannya adalah pilihan satu-satunya, dibanding pergi dengan rindu setengah mati. tak ada lagi kesempatan bahkan tempat bagiku di dunia nya, tidak ada lagi. raga ku mungkin memang dari awal tidaklah berharga, bahkan dengan mudah dilupakan, namun segala kenangan kita lalui bersama. aku harap jika bukan dia, biarlah waktu yang mengingat segala kenangan tersebut.
jadi, kenangan itu terus ada meski tak dapat dilihat atau dirasa. karena sesungguhnya membutakan indra adalah salah satu keahlian manusia, tapi hati yang mati adalah kelemahan terbesarnya.
Komentar
Posting Komentar